SEMARANG - Berbagai pihak melontarkan harapan akan profil menteri pendidikan nasional (mendiknas). Setelah mantan menteri pendidikan dan kebudayaan Daoed Joesoef, kini giliran Ketua Umum PGRI Dr Sulistiyo MPd mengemukakan harapan.
Dia menyatakan siapa pun yang kelak menjabat menteri pendidikan semestinya tak sekadar berbekal kemampuan memimpin departemen. ”Akan tetapi harus memiliki ideologi pendidikan,” kata dia, kemarin.
Dia menyatakan prihatin atas hasil pendidikan yang sudah tercapai saat ini. Termasuk, yang berkait dengan beberapa kebijakan menteri, antara lain ujian nasional. ”Ujian nasional sangat kering dari nilai-nilai budaya,” ujar dia.
Konsep ujian nasional, kata dia, hanya terpaku pada pendidikan intelektual. Padahal, berdasar UUD 1945 dalam pendidikan bukan sekadar mengedepankan aspek intelektual.
Melainkan lebih pada pendidikan komprehensif. Itulah pendidikan yang mencakup kecerdasan dengan kandungan nilai-nilai sosial. ”Itu yang belum bisa digarap sampai sekarang,” kata dia.
Lebihi Menteri Karena itulah, seperti Daoed Joesoef, dia menyayangkan pemisahan kebudayaan dari lingkup departemen pendidikan. Pemisahan tersebut justru membuat nilai-nilai sosial makin hilang dan karakter bangsa meluntur. ”Jika begitu sulit mencapai kualitas pendidikan seperti diharapkan.”
PGRI, tutur dia, sudah mengajukan usulan ke para calon presiden berkait dengan profil menteri pendidikan. Selain memiliki ideologi pendidikan, menteri pendidikan harus memiliki kompetensi dan keahlian.
Selain itu, kebudayaan perlu dimasukkan dalam bidang pendidikan.
”Karena, bagaimanapun pendidikan makin kering ketika dipisahkan dari pendidikan,” ucap dia.
Dia juga mengkritik kinerja Badan Standar Nasional Pendidikan. Kinerja lembaga tersebut dalam beberapa hal termasuk berlebihan. ”Bahkan berkesan melebihi wewenang menteri pendidikan,” ujar Rektor IKIP PGRI Semarang itu.
sumber : suara merdeka