LAGI LAGI TENTANG GURU MENULIS


Sebuah Catatan dari Seminar Nasional Penulisan Buku dan Karya Tulis Ilmiah dengan tema : "Membiasakan Atifitas Menulis Pada Guru"


Setelah dalam beberapa posting saya banyak menulis tentang "menulis" ternyata kekuatan untuk memotivasi diri dan anda para tamu blog selaku para pembaca semakin membulat. Nampaknya ini bukan sekedar euforia dalam profesionalisme guru, tetapi sebuah realitas yang mau tak mau kita lakoni sebagai sebuah aksi agar kita tak tergerus dengan tuntutan profesi yang semakin mengakar dalam tiap ranah tugas kita sebagai seorang profesional.


Dua narasumber hebat kita adalah paduan yang pas, Ahmad Tohari dengan kiprah sastra yang mendunia dan Dr. Mulyadi HP dengan karya-karya ilmiah yang tertuang dalam goresan penanya. Menjadikan materi seminar yang hangat, kental, beraroma dan membuat kita ketagihan.


Guru Yang Baik Guru Yang Menulis



Dengan tampilan khasnya narasumber pertama Ahmad Tohari mulai menguraikan materi yang beliau beri Judul : "Guru Yang Baik Guru Yang Menulis", berikut pokok-pokok pikiran Ahmad Tohari :

  • Dari pengertian aslinya guru adalah narasumber. Guru memiliki kedudukan kultural yang tinggi sebagai sumber bagi masyarakat untuk memberoleh ilmu dan kearifan hidup. Dengan kedudukan yang tinggi dan mulia itu fungsi guru harus dihidupkan dengan sikap dedikatif yang tinggi.

  • Sebagai sosok narasumber, seorang guru sebaiknya terus menerus menambah dan memperbaharui kapasitas keilmuan dan kekuatan moralnya. Ibarat sumur, harus ada mata air yang terus mengisinya.

  • Salah satu cara terpenting untuk menambah pengetahuan adalah membaca dan membaca. Membaca adalah mata air yang abadi yang akan terus mengidi pengetahuan seseorang. maka membaca buku, koran, majalah, internet adalah wajib bagi para guru, apabila kapasitas dan kapabilitasnya sebagai pengajar dan pendidik merosot. Jelasnya, guru dan anak didik harus sama-sama belajar.

  • Kegiatan membaca akan lebih efektif bila disertai kegiatan lainnya yaitu menulis. Di jagat kepengarangan ada pepatah, tidaklah seseorang menjadi penulis bila ia bukan seorang pembaca dan pembelajar.

  • Kegiatan membaca juga amat penting untuk membangun kekuatan imajinasi yang menjadi faktor utama dalam penciptaan sebuah karaya tulis.Faktor lainnya adalah ketrampilan teknis menulis yaang bisa dibangun melalui latihan-latihan pribadi. Membuat tulisan atau catatan apa saja setiap hari bisa menjadi langkah awal menuju karier menjadi penulis.

  • Karya Ilmiah Macam dan Sistematikanya


    Dalam penyampaian materi pada sessi kedua Dr. Mulyadi menguraikan hal-hal yang terkait langsung dengan karya tulis ilmiah sebagai wujud pengembangan profesionalisme guru. Salah satu kata kunci yang beliau sampaikan adalah dalam menyusun sebuah karya tulis, bila ingin mendapat penilaian dalam pengajuan angka kredit karya yang diciptakan bukan karya hasil selingkuh. Artinya karya tulis yang dibuat harus relevan dengan bidang tugas dalam mengajar. Bila karya yang dibuat tidak sesuai dengan bidangnya tidak akan mendapatkan penilaian untuk PAK.


    Dalam kesempatan tersebut beliau mennguraikan jenis dan sistematika dalam penyusunana karya ilmiah. Semua karya selain sesuai bidang tugas juga harus sesuai dengan sistematika penulisan yang telah ditetapkan.


    Kesimpulan dari hasil seminar sangat penting untuk kita renungkan adalah
    menulis dapat memberikan kita kredit poin dan kredit koin
    untuk menjadi penulis harus menjadi seorang pembaca
    menulis dibutuhkan sebuah keberanian
    Ayo kita mulai menulis. Selamat mencoba
    ======= Guru adalah Jabatan Profesional, Mengemban dan Melaksanakannya adalah Pengabdian kepada Allah SWT, Bangsa dan Negara, serta Generasi Penerus Bangsa======